Entri Populer

Jumat, 10 Juni 2011

SANDART KEPALA SEKOLAH

Standar Kepala Sekolah Yang Dominan Tetapi Tidak Mendominasi

Apakah Beda Pemimpin dan Manajer?
Pemimpin berfungsi menggerakkan orang-orang. Pemimpin  adalah yang menyebabkan organisasi berkembang. Manajer adalah administrator, mengurusi anggaran, memonitor kegiatan yang sedang berproses, dan mengukur hasil yang dicapai.
Manajer adalah orang yang melaksanakan fungsi kerja sama dengan orang-orang, sementara pemimpin menghubungkan antara yang memimpin dengan bawahan sehingga membuat organisasi berkembang dan bersinergi (Michael, Macooby. 2009).
Kepala sekolah adalah pemimpin sekaligus berfungsi sebagai manajer. Ukuran kinerjanya ditentukan oleh tingkat kepiawaiaannya menguasai ilmu pengetahuan dalam memotivasi orang-orang, menggerakan orang-orang untuk mengembangkan dirinya dan bekerja sama untuk mencapai tujuan.
Sebagai manajer kepala sekolah mengembangkan perencanaan agar sekolah dapat mewujudkan keunggulan sekoah sehingga dapat beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi sesuai dengan kebutuhan pengembangan mutu sumber daya manusia. Poros utama pekerjaannya adalah memfasilitasi siswa belajar melalui peningkatan efektivitas guru mengajar.
Apakah Kompetensi Kepala Sekolah
Kompetensi adalah kemampuan yang ditunjukkan dengan didasari ilmu pengetahuan, kemampuan, atau keahlian dalam area subyek tertentu yang kriterianya ditetapkan (http://searchcio-midmarket.techtarget.com.)  Kepala sekolah harus menunjukkan kemampuan memimpin dan mengelola sekolah,  menjadi orang paling menentukan  keunggalan sekolah. Hasil studi mengenai efektivitas sekolah menyatakan bahwa penentu utama kemajuan sekolah adalah kepala sekolah. Jika sekolah itu gagal, maka itu adalah kegagalan kepala sekolah. Namun demikian, kepala sekolah yang efektif selalu karena adannya dukungan staf yang efektif pula.
Masalah Dalam Menerapkan Standar Kompetensi
Dalam menerapan standar nasional pendidikan, salah satu komponen yang perlu ditetapkan standarnya adalah kepala sekolah sebagai bagian dari tenaga kependidikan. Bagaimana kepala sekolah menerapkan standar dalam mengembangkan kompetensi kepemimpinannya pada tingkat satuan pendidikan? Karena kepala sekolah sebagai pimpinan, maka ia harus berperan untuk menetapkan standar pada dirinya sendiri dengan menggunakan rujukan standar nasional pendidikan atau menetapkan standar yang lebih tinggi dari itu.
Standar Kompetensi Kepala Sekolah
Kompetensi  minimal yang  wajib kepala sekolah miliki menurut Permendiknas Nomor 13  tahun  2007 terhimpun pada dalam lima kompetensi (1)  kepribadian, (2)  manajerial, inovatif,   bekerja keras, dan (3) kewirausahaan, (4) supervisi dalam rangka meningkatkan mutu profesi pendidik, dan memiliki kompetensi (5) sosial.
Kepribadian berindikator berakhlak mulia, menjadi teladan, berkepribadian  sebagai pemimpin, memiki keinginan kuat mengembangkan diri, terbuka, mengendalikan diri dalam menghadapi masalah, dan memiliki bakat sebagai pemimpin pendidikan.
Kepala sekolah memiliki kecakapan manajerial memiliki  berbagai indikator cakap membuat  rencana, mengembangkan sekolah sesuai kebutuhan, memanfaatkan sumber daya secara optimal, mengelola perubahan untuk mendukung pembelajaran efektif, mengembangkan sekolah yang kondusif dan inovatif, memanfaatkan sumber daya manusia dan sarana secara optimal, membangun hubungan , mengelola peserta didik, mengembangkan kurikulum yang akuntabel, transparan, dan efisien, mengelola sistem informasi dengan manfaatkan teknologi, melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan.
Kepala sekolah menciptakan inovasi dan bekerja keras sebagai kompetensi kewirausahaan. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses, mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala, Dan, memiliki naluri kewirausahaan dalam mengembangkan kegiatan produksi atau jasa.
Kepala sekolah berkompeten dalam melaksanakan supervisi akademik dan manajerial. Menggunakan  teknik dan pendekatan yang tepat dalam rangka meningkatkan mutu profesi pendidik.
Memiliki kompetensi sosial meliputi mampu bekerja sama, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan memiliki kepekaan terahdap orang atau kelompok lain.
Indikator  Kepemimpinan Kepala Sekolah Efektif
David Conley dan  Paul Goldman (1994) sebagaimana dikutif Lasway (1995)  bahwa kepala sekolah yang efektif adalah yang berperan sebagai pemimpin fasilitif. Yang mengembangkan kecakapan kolektif dalam meningkatkan daya adaptasi sekolah, memecahkan masalah, dan meningkatkan kinerja.  Kata kuncinya ada pada kata memeranakan kepemimpinan kolektif dan berperan sebagai teladan pada seluruh level kegiatan. Conley and Goldman mengingatkan bahwa kepala sekolah harus berkomunikasi dengan jelas, penuh perhatian, dan berhati-hati dalam menetapkan target kinerja.
Stephen R. Covey dalam The Seven Habits of Highly Effective People (1989)  mengingatkan kita agar  memulai dengan akhir sesuatu dengan pengertian dan tujuan  yang jelas. Ini berarti mengetahui hendak ke mana, lebih memahami di mana berada. Kepala sekolah perlu mengidentifikasi  tujuan dan sasaran dan menentukan strategi yang tepat agar sumber daya manusia, sarana, dana, dan waktu dapat digunakan secara efektif dan efisien.
Hasil identifikasi Colleen Seremet (2007) Departemen Pendidikan Maryland, USA, terdapat 5 keterampilan kepala sekolah yang menentukan keberhasilan memfasilitasi siswa berprestasi, yaitu:
  • Meningkatkan kerja sama dalam  pemecahan masalah dan berkomunikasi secara terbuka.
  • Mengumpulkan, menganalisis, dan menggunakan data dalam mengidentifikasi kebutuhan sekolah
  • Menggunakan data untuk mengidentifikasi dan merencanakan perubahan yang dibutuhkan dalam pengembangan program peningkatan mutu pengajaran
  • Melaksanakan dan memantau rencana perbaikan sekolah
  • Berpikir sistematis dalam menetapkan fokus yang jelas untuk meraih prestasi siswa sebagai tujuan sekolah.
Keberhasilan menerapkan keterampilannya perlu didukung dengan keyakinan yang mendasari  pikirannya harus memiliki sejumlah keyakinan yang menguatkan komitmen untuk  melaksanakan tugas dengan baik. Pada prinsipnya kepala sekolah yakin bahwa:
  • Siswa belajar adalah tujuan fundamental sekolah.
  • Seluruh siswa dapat meraih prestasi belajar dengan standar yang tinggi.
  • Pemecahaan masalah efektif jika berkolaborasi dengan seluruh staf dan pemangku kepentingan lainnya.
  • Mengoleksi dan menganalisis data secara berkesinambungan.
  • Pengambilan kuputusan berbasis data
  • Belajar seumur hidup adalah prinsip untuk dirinya sendiri maupun bagi yang lain.
  • Fokus dan memastikan seluruh tindakan mengarah pada pencapaian tujuan.
  • Menetapkan mutu sumber daya manusia dan mutu kinerja sekolah pada level dengan kriteria yang tinggi.
Berbekal keyakinan saja tidak cukup. Kepala sekolah memerlukan pengetahuan. Maryland menetapkan pengetahuan minimal yang kepala sekolah kuasai adalah ;
  • Hubungan antara penilaian siswa untuk meningkatkan mutu hasil belajar dengan peningkatan mutu mengajar.
  • Sumber informasi, pengumpulan data, dan analisis data strategis
  • Perbaikan proses perencanaan sekolah.
  • Standar isi, inti tujuan pembelajaran, dan hasil pelajar
  • Panduan pengembangan kurikulum
  • Evaluasi dan strageti penilaian.
  • Strategi memonitor pendidik dalam meningkatan pemahaman dan kemajuan belajar siswa.
  • Melakukan penelitian berbasis praktik pelaksanaan tugas terbaik.
  • Prinsip-prinsip  Dimensi Belajar, Konstruktivisme, dan Multiple Kecerdasan
  • Kolaborasi memecahkan masalah dan membangun konsensus
  • Memahari standar bangunan
  • Menguasai penerapan sistem berpikir
  • Memahami proses perubahan sistem, organisasi, dan individu.
  • Strategi berkomunikasi dengan efektif
  • Menguasai teknologi sebagai alat mengorganisir dan menganalisis data dalam memantau kemajuan atau kinerja.
Indikator Kinerja Kepemimpinan Kepala Sekolah
Merujuk pada sejumlah keterampilan sebagaimana dikemukakan oleh  Colleen Seremet maupun Lasway, maka terdapat sejumlah indikator mutu kepala sekolah
Kinerja 1: Meningkatkan kerja sama dalam  pemecahan masalah dan berkomunikasi secara terbuka
  • Mengembangkan kerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan dalam melaksanakan perbaikan sekolah.
  • Mengkomunikasikan data prestasi siswa kepada seluruh pemangku kepentingan.
  • Menyediakan waktu untuk memecahkan masalah secara kolaboratif.
  • Menunjukkan proses kerja sama kelompok yang efektif
  • Menunjukkan keterampilan membangun konsensus dalam upaya perbaikan sekolah
  • Mengkomunikasikan visi, misi, dan tujuan sekolah secara berkelanjutan kepada seluruh pemangku kepentingan.
  • Menghargai dan merayakan kontribusi dari warga sekolah pada peningkatan mutu perbaikan sekolah.
  • Memelihara dan mengembangkan kemampuan kepemimpinan.
  • Mengevaluasi keterampilan kolaboratif dengan staf dan mendukung kebutuhdasar pengembangan staf.
Kinerja 2: Mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan data dalam mengidentifikasi kebutuhan sekolah
Dalam proses mengumpulkan, menganalisis  dan menggunakan data untuk memberi instruksi atau menetapkan keputusan. Kepala sekolah memerlukan  masukan dari konstituen utama (guru, administrator, orangtua, dan siswa) untuk memastikan bahwa semua persepsi dan sikap terwakili dalam proses ini.
Indikator kinerja utama yang menunjukkan kepemimpinan yang efektif dalam hal ini ialah; Kepala sekolah …
  • memastikan bahwa data yang dikumpulkan berguna untuk menilai kinerja belajar siswa.
  • melibatkan seluruh staf dalam menganalisis data prestasi siswa.
  • mengidentifikasi proses  dan hasil yang diinginkan.
  • melibatkan staf dan pemangku kepentingan lainnya dalam merumuskan dan memperjelas masalah.
  • memfasilitasi identifikasi prioritas kebutuhan berdasarkan hasil analisis data.
  • menggunakan model penetapan  keputusan berbasis data.
  • meminta staf mengindentifikasi data yang aka digunakan dalam pengembilan keputusan.
  • mengevaluasi perkembangan kompetensi guru.
  • mengembangkan staf.
  • menggunakan teknologi dalam mengelola dan menganalisis data.
Kinerja 3: Menggunakan data untuk mengidentifikasi dan merencanakan perubahan yang dibutuhkan dalam pengembangan program peningkatan mutu pengajaran.
Pada ranah ini terdapat indikator kinerja utama yang menunjukkan kepemimpinan yang efektif, yaitu kepala sekolah;
  • memastikan bahwa rencana perbaikan sekolah didasarkan pada analisis data dan klarifikasi masalah.
  • memfasilitasi pengembangan rencana perbaikan dengan tujuan, bukti pencapaian, dan strategi yang jelas.
  • mengidentifikasi dengan staf pengetahuan dan keterampilan yang pendidik yang diperlukan untuk peningatan dan berbaikan mutu pengajaran.
  • memastikan bahwa rencana perbaikan sekolah berdasarkan hasil identifikasi sehingga kepala sekolah menetapkan strategi sebagai tonggak meraih kemajuan menuju sasaran
  • mengembangkan staf untuk mendukung kebutuhan mewujudkan tujuan setiap langkah pelaksanaan.
  • memastikan pengawasan kurikulum, pengajaran, penilaian  terstruktur secara sistematis.
  • memberikan kesempatan kepada staf untuk belajar memperbaiki strategi berbasis penelitian
  • memberikan kesempatan kepada menerapkan strategi  berbasis data.
Kinerja 4: Melaksanakan dan memantau  rencana perbaikan sekolah

Indikator kinerja utama yang menunjukkan kepemimpinan yang efektif, kepala sekolah;
  • memfasilitasi pengembangan kalender pendidikan sebagai basis pengaturan waktu dan perbaikan sekolah sehingga dapat memastikan kalender pendidikan dapat ditinjau ulang secara berkala.
  • mengevaluasi secara teratur untuk mempelajari dampak dari proses terhadap perbaikan prestasi siswa.
  • memonitor sistematis pengumpulan dan analisis data oleh staf untuk menilai apakah kemajuan yang terwujud sesuai dengan tujuan yaitu member peluang belajar kepada seluruh siswa.
  • mengumpulkan dan menggunakan data sebagai  bahan pengambilan keputusan perbaikan mutu pembelajaran sehingga dapat mengintervensi perubahan bidang akademik untuk individu dan kelompok siswa secara berkelanjutan.
  • menggunakan berbagai alat termasuk teknologi untuk memantau pencapaian program.
  • mengenali indikator kunci keberhasilan
  • memfasilitasi penggunaan data untuk terus mengevaluasi dan merevisi rencana perbaikan sekolah
  • memanfaatkan seluruh  sumber daya keuangan, manusia, waktu, sarana, dan peluang pengembangan staf untuk perbaikan mutu sekolah.
  • mengelola waktu secara efektif dengan sistem penjadwalan untuk kegiatan rapat staf, evaluasi penggunaan waktu, melakukan pelatihan dalam rangka peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan dalam meningkatkan perbaikan sekolah.
  • mendukung staf dalam membuat melaksanakan perbaikan pembelajaran yang dalam mendukung upaya perbaikan sekolah
Kinerja 5: Menggunakan sistem pemikiran untuk menetapkan fokus yang jelas pada prestasi siswa mencapai tujuan

Sekolah yang efektif memiliki skala prioritas sehingga dapat mengelola kalender pendidikan, mengevaluasi,  dan melakukan perbaikan dalam penggunaan waktu. Indikator kinerja utama yang menunjukkan kepemimpinan yang efektif, kepala sekolah dapat….
  • mengelola sumber daya untuk mendukung program prioritas perbaikan sekolah.
  • mengelola  sumber daya untuk meningkatkan perbaikan kinerja sekolah, pengelolaan kelas, dan siswa belajar.
  • mengidentifikasi proses kunci utama yang mempengaruhi mutu produk belajar siswa.
  • mengidentifikasi tolok ukur kinerja dan indikator yang menghubungkan proses instruksional kunci untuk tujuan-tujuan pembelajaran.
  • berkomunikasi dengan para pengambil keputusan di luar sekolah
  • memastikan bahwa tujuan sekolah diselaraskan ke sekolah tujuan distrik
  • membantu menginformasikan perencanaan kabupaten/kota dengan mengidentifikasi kebutuhan sekolah
Evaluasi Efektivitas Kinerja Kepala Sekolah

Banyaknya indikator kinerja memerlukan sistem pemantauan mutu, masalah selanjutnya adalah apa yang sebaiknya menjadi prioritas dalam evaluasi kinerja. Leithwood merekomendasikan agar evaluasi kinerja kepala sekolah meliputi (1) perencanaan (merumuskann  prosedur, kebijakan, dan tujuan); (2) bagaimana kepala sekolah menghimpun data dan menggunakan data (3) melaksanakan kegiatan dan  tindak lanjut dari hasil analisis umpan balik untuk melakukan perbaikan pada rencana berikutnya.
William Harrison dan Kent Peterson (1986) seperti yang dikemukan oleh David Peterson (1981) memperoleh data bahwa hanya 58% kepala sekolah yang yakin bahwa mereka telah menetapkan target kinerja sebelum evaluasi dilaksanakan pada tiap tahun.
David Peterson juga mengutip catatan hasil penelitian Ronald Lindahl (1986) yang mendapatkan data bahwa sesungguhnya pada kepala sekolah yang memiliki reputasi yang baik dalam melaksanakan tugasnya resisten atau kurang suka terhadap evaluasi terhadap kinerjanya, mereka khawatir proses evaluasi akan menurunkan reputasi yang telah diraihnya.
Hasil studi tersebut  menunjukkan bahwa tidak banyak kepala sekolah yang mentapkan  target mutu sekali pun mereka memahami bahwa hal tersebut penting. Mereka juga kurang suka dievaluasi karena khawatir mendapatkan nilai hasil evaluasi yang kurang baik. Kepala sekolah yang  telah menyandang reputasi baik, pada dasarnya tidak suka dievaluasi.
Kesimpulan
Kepala sekolah yang efektif sekurang-kurangnya memiliki 5 kompetensi utama. Kesempurnaanya ditentukan oleh tingkat penguasaan ilmu dan keterampilan untuk mempraktekan dalam pelaksanaan tugas di sekolah. Menerapkan keterampilannya dalam merumuskan  tujuan, mendefiniskan peningkatan mutu, dan  menetapkan indikator dan kriteria kinerjanya. Keterampilan utama dalam menerapkan standar yang harus kepala sekolah kuasai adalah mengevaluasi proses pelaksanaan tugas dan hasil yang dicapainya. Hasil evaluasi itu diolah dan direflesikan dalam bentuk data. Dengan data kepala sekolah dapat memastikan seberapa tingkat kesesuaian antara yang dapat ia wujudkan dengan kriteria standar yang ditetapkannya.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa  kepala sekolah tidak selalu siap memenuhi kriteria mutu yang ditetapkan dalam standar dan  tidak menyukai dievaluasi.
Kondisi nyata itu memberi pelajaran bahwa kendala utama dalam menerapkan standar kepala sekolah adalah sebagian kepala sekolah tidak mempersiapkan dirinya memenuhi standar. Pengalaman menyatakan bahwa sebagian kepala sekolah tidak begitu suka dievaluasi apalagi harus mengevaluasi dirinya sendiri.
Hambatan psikologis ini sesungguhnya menjadi kendala yang umum dalam  upaya meningkatkan mutu kinerja melalui penerapan standar.
Referensi:
Collin Seremet, 2009, Indicator For Effective Principal Leadership In Improving Student Achievement, http://mdk12.org/process/leading/p_indicators.html
Lashway, Larry , 1995. What is Facilitative Leadership? http://www.ericdigests.org/1996-1/leadership.htm
Leithwood, Kenneth; Paul T. Begley; and J. Bradley Cousins. 1994. Developing Expert Leadership for Future Schools. London: Falmer Press.
Michael Maccoby, 2009. http://maccoby. com/Articles/UtdbMal.shtml, 2009)
Stephen R. Covey, 1989. The 7 Habits Of Highly Effective People: Powerful Lessons in Personal Change, Franklin Covey. Co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar